Rabu, 31 Juli 2019

Indonesia Disaster Data and Information (DIBI)

Teknologi anak bangsa -- Indonesia adalah laboratorium bencana.Kami mengakui bahwa setiap tahun Indonesia mengalami berbagai jenis bencana, seperti bencana hidrometeorologis dan geologis.Data bencana cenderung meningkat setiap tahun.Ini tidak terlepas dari beberapa faktor seperti degradasi lingkungan, siklus berulang fenomena geologis, perubahan iklim dan peningkatan populasi.

Teknologi anak bangsa -- Dalam konteks pencegahan dan kesiapsiagaan, data bencana memerlukan berbagai jenis kebutuhan seperti penyusunan peta risiko atau indeks risiko bencana.Data bencana ini di Indonesia dapat diakses pada tautan berikut ini http://dibi.bnpb.go.id/dibi/ atau http://bnpb.cloud/dibi/.DIBI atau Data dan Informasi Bencana Indonesia adalah sistem database historis bencana yang menunjukkan data bencana terjadi di Indonesia sejak 1815 hingga saat ini.Situs web ini menampilkan data bencana terperinci seperti data historis bencana, sosok korban bencana dan cedera, atau kerusakan berdasarkan berbagai bencana.

Teknologi anak bangsa -- Selain itu, kami mampu melakukannyawnload dan cetak setiap lapisan dengan berbagai jenis seperti JPG, PNG, PDF atau SVG.DIBI menampilkan beberapa kotak di dasbor seperti distribusi kejadian bencana, tren bencana, jumlah bencana dan data terkini tentang bencana.Kotak-kotak ini menampilkan data dinamis yang diperbarui oleh administrator atau pengguna.Pengguna dapat segera membuat perbandingan pada bencana hidrometeorologis seperti banjir dan tanah longsor dalam periode tertentu, contoh dalam 10 tahun terakhir.

Teknologi anak bangsa -- Perbandingan tahun dimulai sejak tahun 2002.Sementara itu, dalam kotak distribusi bencana, kita dapat melihat distribusi kejadian bencana di setiap provinsi pada tahun berjalan.Bagian ini sangat menarik untuk diketahui karena kita dapat melihat secara spasial tentang provinsi dan jumlah bencana.Sayangnya, tampilan spasial tidak berfungsi hingga kabupaten atau kota.

Teknologi anak bangsa -- Di sisi lain, beberapa kesalahan masih terpenuhi ketika kami memasukkan beberapa kategori.Semoga kedepannya web bisa ditingkatkan.Jika Anda menemukan data apa pun ituJika tidak valid, Anda dapat pergi ke menu Statistik Bencana di sebelah kiri.Pada tabel teratas di beranda, beberapa sorotan data akumulatif pada tahun berjalan ditampilkan sebagai jumlah insiden, korban, rumah rusak, dan fasilitas umum.

Teknologi anak bangsa -- Data dalam tabel akan diperbarui oleh administrator.Di menu sebelah kiri atas, Anda dapat melihat beberapa ikon seperti Rumah, Statistik Bencana, Data Pendukung, dan Dokumen.Statistik bencana akan menampilkan data detail yang dapat dimasukkan oleh pengguna.Pertama, kita dapat memasuki tingkat administrasi (provinsi, kabupaten, dan kota), kemudian waktu acara atau periode waktu, kemudian kategori data (jenis bencana, jumlah insiden, korban, rumah rusak, fasilitas umum rusak).

Teknologi anak bangsa -- Selain data statistik, Anda bisa mendapatkannya dalam bentuk grafik.Satu hal yang dapat diakses pada DIBI adalah Kode Identifikasi Bencana (KIB).Anda dapat mencari KIB ini di menu Beranda, yang merupakan Daftar Bencana.Pada daftar bencana ini, datanyaasalkan sangat dinamis karena menyediakan data tentang perkembangan peristiwa bencana.

Teknologi anak bangsa -- KIB diperlukan untuk memberikan persepsi yang sama ketika kita membahas bencana yang mengacu pada bencana yang sama, seperti terjadinya gempa Aceh dengan kekuatan 6,5 yang terjadi pada 2016 lalu, ada dua frasa yang digunakan adalah gempa Aceh dan Pidie Gempa Jaya.Melalui KIB ini kita dapat mengidentifikasi data yang tersedia sesuai dengan data yang dibutuhkan.KIB mengacu pada kode provinsi, kode kabupaten, jenis bencana, tahun, bulan, tanggal dan indeks kejadian bencana.DIBI ini merupakan pengembangan dari DIBI sebelumnya sebagai adopsi metodologi DesInventar.

Teknologi anak bangsa -- Metodologi ini mengacu pada sistem berbiaya rendah yang digunakan oleh negara-negara di Amerika Latin untuk secara sistematis mencatat waktu, tempat, dan dampak bencana sesuai dengan kejadian.Sebelumnya, DIBI telah digunakan untuk beberapa tujuan, seperti persiapan peta indeks rawan bencana, indikator proksi peta risiko, penentuan alokasi dana khusus.nds terkait dengan peta indeks rawan bencana, persiapan rencana aksi bencana nasional, dukungan program kebijakan nasional, dan rencana pengembangan atau penelitian di dunia akademik.Namun, DIBI masih membutuhkan pengembangan dan penyempurnaan sebagai database yang secara sempurna menyediakan analisis komposisi, spasial, dan statistik.Terlihat pada DIBI terbaru yang masih memiliki beberapa fitur yang sebenarnya pada DIBI sebelumnya sangat menarik untuk ditampilkan.

Teknologi anak bangsa -- Advertisements Bagikan ini: Klik untuk berbagi di Twitter (Buka di jendela baru) Klik untuk berbagi di Facebook (Buka di jendela baru) Klik untuk berbagi di LinkedIn (Buka di jendela baru) Klik untuk berbagi di Pinterest (Buka di jendela baru) Klik untuk bagikan di WhatsApp (Terbuka di jendela baru) Suka ini: Suka Memuat ...Terkait .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar